♠ Posted by Unknown in Sejarah at 5:36 AM
Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak gunung tinggi menjulang bisa dibilang menjadi surga bagi para pendaki gunung.
Mulai dari gunung yang tidak terlalu tinggi hingga yang paling tinggi tersedia.
Para pendaki bisa memilih mana gunung yang ingin didaki terlebih dahulu. Jauh di ujung timur kepulauan Indonesia yaitu Papua ternyata juga terdapat sebuah gunung yang patut untuk dijadikan tempat pendakian. Gunung tersebut bernama Jayawijaya.
jayawijaya yang disebut-sebut sebagai salah satu keajaiban dunia. Banyak orang prihatin dengan kondisi es di Puncak Jayawijaya, Keprihatinan itu khususnya dari komunitas pendaki gunung, mereka berpendapat, gunung ini hanya akan menjadi sebuah cerita. Karna kondisi 'salju abadi' yang kian hari mulai meleleh diterjang panasnya iklim ekstrem lantaran efek rumah kaca.
Prediksi hilangnya salju abadi pun di lontarkan Ahli Iklim dan Laut Indonesia Dwi Susanto, dari University of Maryland, Washington DC, Amerika Serikat. Dia mengatakan jika salju abadi di Puncak Pegunungan Jayawijaya itu bisa jadi bakal menjadi cerita ke anak cucu kelak.
Pernyataan itu bukanlah isapan jempol. Dari hasil penelitiannya bersama dengan ilmuan asal Amerika, Dwi menemukan jika melelehnya es di gunung tertinggi Indonesia itu kian cepat sejak tahun 1960.
Percepatan mencairnya es di Puncak Pegunungan Jaya Wijaya disebabkan oleh beberapa faktor. Dwi mengatakan jika panasnya iklim di laut pasifik merupakan faktor pemicu melelehnya salju abadi. "Justru iklim lautan pasifik yang mempengaruhi itu bukan es mencair terhadap lautnya," kata Dwi melalui sambungan seluler semalam.
Fenomena melelehnya salju abadi di Puncak Pegunungan Jaya Wijaya ini sejatinya sudah terpantau sejak lama. Saat Dwi melakukan penelitian mewakili Lamont-Doherty Earth Observatory Columbia University, Amerika Serikat untuk mengambil inti es di Puncak Soekarno dan Soemantri Brojonegoro.
Waktu itu, Dwi bersama ahli gletser dunia; Prof Lonnie G. Thompson dari Byrd Polar Research Center-Ohio State University-AS berserta Dodo Gunawan; Kepala Bidang Penelitian Iklim dan Kualitas Udara (BMKG), Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), serta staf BMKG yang sedang mengambil kuliah pasca-sarjana di Ohio State University batal mengambil inti es di Puncak Cartenz lantaran ketebalan di puncak tertinggi itu kian menipis.
Hasil penelitian inti es lalu dibawa ke Ohio University untuk diteliti. Hasilnya, disimpulkan jika kandungan tertua es di Puncak Jaya hanya mendapati inti es tahun 1920. Prediksi bisa mendapati kandungan es beribu-ribu tahun itu tak didapat lantaran melelehnya salju abadi terbilang lumayan lama.
Esnya ternyata es muda, tadinya kita memperkirakan ribuan tahun tapi ternyata paling tua tahun 1920. Dwi pun menjelaskan jika percepatan melelehnya salju abadi itu terbilang paling cepat dengan melelehnya es di Puncak Pegunungan Kilimanjaro, Tanzania, Afrika. Dari prediksi tim tergabung penelitian memperkirakan umur salju abadi di Puncak Pegunungan Jaya Wijaya sekitar 20 sampai 30 tahun lagi. "Itupun tergantung dari kondisi iklim laut pasifik," katanya.
Percepatan mencairnya es di Puncak Pegunungan Jaya Wijaya disebabkan oleh beberapa faktor. Dwi mengatakan jika panasnya iklim di laut pasifik merupakan faktor pemicu melelehnya salju abadi. "Justru iklim lautan pasifik yang mempengaruhi itu bukan es mencair terhadap lautnya," kata Dwi melalui sambungan seluler semalam.
Fenomena melelehnya salju abadi di Puncak Pegunungan Jaya Wijaya ini sejatinya sudah terpantau sejak lama. Saat Dwi melakukan penelitian mewakili Lamont-Doherty Earth Observatory Columbia University, Amerika Serikat untuk mengambil inti es di Puncak Soekarno dan Soemantri Brojonegoro.
Waktu itu, Dwi bersama ahli gletser dunia; Prof Lonnie G. Thompson dari Byrd Polar Research Center-Ohio State University-AS berserta Dodo Gunawan; Kepala Bidang Penelitian Iklim dan Kualitas Udara (BMKG), Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), serta staf BMKG yang sedang mengambil kuliah pasca-sarjana di Ohio State University batal mengambil inti es di Puncak Cartenz lantaran ketebalan di puncak tertinggi itu kian menipis.
Hasil penelitian inti es lalu dibawa ke Ohio University untuk diteliti. Hasilnya, disimpulkan jika kandungan tertua es di Puncak Jaya hanya mendapati inti es tahun 1920. Prediksi bisa mendapati kandungan es beribu-ribu tahun itu tak didapat lantaran melelehnya salju abadi terbilang lumayan lama.
Esnya ternyata es muda, tadinya kita memperkirakan ribuan tahun tapi ternyata paling tua tahun 1920. Dwi pun menjelaskan jika percepatan melelehnya salju abadi itu terbilang paling cepat dengan melelehnya es di Puncak Pegunungan Kilimanjaro, Tanzania, Afrika. Dari prediksi tim tergabung penelitian memperkirakan umur salju abadi di Puncak Pegunungan Jaya Wijaya sekitar 20 sampai 30 tahun lagi. "Itupun tergantung dari kondisi iklim laut pasifik," katanya.
Dalam sejarah, longsornya dinding es di Kilimanjaro paling besar terjadi pada tahun 2012. Sementara pendakian di jalur selatan yang di lakukan pendaki tidak mendapati hamparan salju di Puncak Kilimanjaro. "Dari data yang di dapat memang di puncak sudah enggak ada es, hanya ada di bagian di sebelah Canberra Utara,
Pada awalnya penemuan gunung bersalju itu ditemukan oleh Carstensz seorang petualang dari Belanda. Dia melihat puncak gunung bersalju di daerah tropis dari atas kapal pada tahun 1623.
Pendaki pertama yang bisa menaklukkan gunung tertinggi di Indonesia ini, Heinrich Harrer-lah orangnya. Heinrich Harrer memimpin tim ekspedisi untuk sampai di puncak gunung Jayawijaya pada tahun 1962. Sebelum itu sebenarnya sudah banyak yang mencoba mendaki gunung tersebut tapi belum ada yang berhasil menaklukkannya. Dengan ketinggian yang emncapai 4.884 meter di atas permukaan laut, tentunya rintangan yang dihadapi lebih sulit. Medan terjal, udara dingin serta menipisnya oksigen di atas akan menghadang para pendaki. Orang Indonesia yang pertama kali bisa sampai di sana adalah Letnan Kolonel Azwar Hamid bersama tim ekspedisi dari Direktorat Topografi Angkatan Darat Republik Indonesia. Letkol Azwar Hamid bisa mencapai puncak gunung Jayawijaya pada tahun 1964.
Melihat fenomena itu, Banyak kalangan berpendapat jika salju abadi di Puncak Cartenz bisa jadi nantinya tinggal cerita.
Semoga Bermanfaat...
2 comments:
Mantap, terima kasih kisah nya.!
https://goo.gl/BdUVKU
PENGOBATAN TRADISIONAL KANKER PANKREAS PALING AMPUH
Star Wars Casino | The Shoot Club Casino
Star Wars Casino. 우리카지노 마틴 We offer a variety of Casino 다파벳 games for real money 제왕카지노 including Roulette, Blackjack, Baccarat, Poker and other casino games.
Post a Comment